™[]**Welcome To My Blog**[]™

™[]**Do Not Forget To Give Your Comments About Our Blog**[]™

TUGAS SENI BUDAYA

NAMA : MUHAMMAD EGY SAPUTRA
KELAS : IX.10 ( 9.10 )
NO.ABSEN : 22

Pengertian Seni Patung



Patung merupakan karya seni rupa tiga dimensi, artinya benda yang memiliki volume atau isi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patung diartikan benda tiruan bentuk manusia dan binatang yang cara pembuatannya dipahat. Pengertian ini didasarkan terjemahan dari bahasa Inggris, sculpture, karena pematung jaman dahulu kebanyakan menggunakan teknik memahat.

Seni patung disebut juga plastic art atau seni plastik. Maksudnya, plastik mudah dibentuk sesuka hati. Seni patung juga diartikan sebagai seni bentuk, maksudnya bentuk-bentuk yang memiliki keindahan. Patung sebagai seni plastik mempunyai pengertian yang luas karena tidak hanya bentuk manusia atau bentuk binatang yang dibuat, tetapi bentuk apapun dapat disebut patung.

Fungsi patung
Secara umum fungsi seni patung tidak terlepas dari tujuan diciptakannya patung itu sendiri. berdasarkan tujuan pembuatannya, patung ada enam macam, yaitu sebagai berikut:
a.    Patung religi, sebagai sarana untuk beribadah atau bermakna religius
b.    Patung monumen, untuk memperingati jasa seseorang, kelompok, atau peristiwa bersejarah
c.    Patung arsitektur, yaitu patung yang ikut aktif berfungsi dalam konstruksi bangunan
d.    Patung dekorasi, yaitu patung untuk menghias bangunan atau memperindah lingkungan (taman)
e.    Patung seni, yaitu patung yang diciptakan untuk dinikmati keindahannya
f.    Patung kerajinan, yaitu patung hasil karya kerajinan.

Corak patung
Di Indonesia pada masa lampau sudah dikenal patung primitif seperti yang terdapat di beberapa pulau di Indonesia. Pada masa Hindu-Budha patung klasik terutama berkembang di Jawa dan Bali. Karya patung primitif dan klasik secara tradisional berlangsung turun temurun hingga sekarang. Selanjutnya patung primitif dan klasik disebut corak tradisional. Sedangkan patung di luar primitif dan klasik disebut patung bercorak modern.

Unsur-Unsur Seni Rupa



Membahas dan mengapresiasi sebuah karya seni atau seni rupa tak lepas dari dua hal penting, yaitu unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa. Dalam uraian berikut akan disajikan secara singkat apa itu unsur-unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa.
Unsur-unsur Seni Rupa
Seni rupa dibangun oleh sejumlah unsure yang membentuk kesatuan yang padu sehingga karyanya dapat dinikmati secara utuh.
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur ini diantaranya antara lain adalah titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.
1).   Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.
2).   Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Garis dapat juga memberikan kesan watak tertentu sehingga dapat digunakan sebagai perlambangan, seperti:
-       Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan;
-       Garis miring mengingatkan pada kegoncangan, tidak stabil, gerak;
-       Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan kekuatan;
-       Garis halus, melengkung-lengkung berirama mengesankan kelembutan, kewanitaan.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
-       Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
-      Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang, warna atau ruang

3).   Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.
4).   Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a.    Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
-       Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
-       Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b.  Bentuk nongeometris
     Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan,            dan hewan.


5).  
Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.


6).   Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi warna merah, kuning, dan biru.

Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
·         merah + kuning : jingga
·         biru + kuning     : hijau
·         merah + biru      : ungu


Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
·         kuning + hijau    : kuning kehijau-hijauan
·         biru + ungu        : ungu kebiruan
·         jingga + merah   : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.
7).   Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.

8).   Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam. 

Seni Murni

BAGIAN PERTAMA
MEMBEDAKAN SENI RUPA MURNI DAN SENI RUPA TERAPAN
PERAHU
Seni murni diartikan sebagai keindahan karya manusia yang dibuat dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. seperti lukisan pemandangan yang dipajang di ruang tamu, setiap tamu menikmati keindahan lukisan tersebut, hal ini berlaku juga untuk barang-barang pajangan pada etalase ruang tamu berupa benda2 keramik, sepanjang barang tersebut tidak dapat dipakai boleh kita katakan sebagai seni murni. sebagai ilustrasi LUKISAN  SEBUAH PERAHU NELAYAN, apakah lukisan tersebut dapat dipakai, dipakai untuk apa? yang jelas lukisan tersebut hanya dapat dinikmati keindahannya, oleh sebab itu lukisan itu kita namakan SENI MURNI.
Sebuah lukisan merupakan cantoh dari seni rupa murni, tetapi apakah setiap lukisan merupakan seni murni, tentu saja ini dapat menimbulkan perdebatan yang barangkali akan
DIPONEGORO
menjadi seru, sebagai contoh sebuah lukisan DIPONEGORO apakah lukisan tersebut hanya dinikmati keindahannya saja? apakah tidak ada tujuan lain selain dinikmati keindahannya saja? apakah tidak ada makna lain selain keindahan, apakah tidak ada tujuan lain pelukisnya pada saat dia membuat???
Akan saya beri cantoh lagi sebuah lukisan lagi yaitu LUKISAN KACA, yang tentu saja lukisan tersebut mempunyai maksud dan tujuan lain selain untuk keindahan, tetapi akan lebih jelas perbedaannya apabila kita amati lukisan KACAPATRI. jelas yang terakhir ini mempunyai fungsi praktis, yaitu untuk keindahan dan fentilasi agar sinar dapat masuk ke dalam rumah??  fungsi praktis inilah yang membedakan, apakah karya seni tersebut merupakan karya seni rupa murni atau terapan
LUKISAN KACA
LUKISAN KACA PATRI
Perbedaan ini akan lebih jelas jika kita mempelajari lebih jauh tentang seni murni dan seni terapan dengan melihat pengertian, jenis, dan contoh-contohnya :
Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.Seni rupa murni meliputi : seni lukis, seni grafis, seni patung, seni instalasi dan seni pertunjukan.

penjelasan di atas tentu saja masih perlu penjelasan lain, lebih detail misalnya membandingkan seni murni dan bukan seni murni dari berbagai segi, hala ini akan menjadi panjang.
SENI LUKIS MURNI
A. Lukisan Karya Raden Saleh

“Perkelahian dengan Singa, antara hidup dan Mati”

Para peserta seminar 200 Tahun Raden Saleh menikmati lukisan berjudul “Perkelahian dengan Singa, antara hidup dan Mati” (1870), karya pelukis Raden Saleh (1811-1880), di museum koleksi lukisan Istana Bogor, Jawa barat, Sabtu (26/6). Seminar tentang Raden Saleh yang diadakan di Jakarta 24-25 Juni 2010, dalam rangka memperingati HUT 40 tahun IKJ. (*dodo karundeng/ant/bo)


“Die Löwenjagd”
Lukisan di samping ini adalah karya pelukis legendaris Indonesia, Raden Saleh Sjarief Bustaman (Th. 1807–1880), berjudul : “Die Löwenjagd” (Th. 1840).
Lukisan tersebut pada tanggal 18 November 2005 dilelang di Cologne (Jerman) dengan harga pembukaan terendah 220.000,- Euro dan tertinggi 660.000 Euro. Akhirnya laku terjual 805.000,- Euro ! Jika kita kurskan ke Rupiah sekarang (21 Mei 2008 : 1 Euro = Rp. 14.618,15) maka nilai terjualnya sekitar Rp. 11,77 milyar !
A. Lukisan Karya

AD. PIROUS (Lahir/Born 1933)
A.D. Pirous dikenal dengan karya-karyanya yang bernafaskan islami. Pengungkapannya dalam lukisan lewat konstruksi struktur bidang-bidang dengan latar belakang warna yang memancarkan berbagai karakter imajinatif. Dengan prinsip penyusunan itu, pelukis ini sangat kuat sensibilitasnya terhadap komposisi dan pemahaman yang dalam berbagai karakter warna. Nafas spiritual suatu ketika muncul dalam imaji warna yang terang, saat yang lain bisa dalam warna redup yang syahdu, sesuatu juga bisa muncul dalam kekayaan warna yang menggetarkan. Sentuhan ragam hias etnis Aceh, yang memuat ornament-ornamen atau motif Buraq, juga memberikan nafas sosiokultural yang islami dalam lukisannya. Sebagai puncak kunci nafas spiritual itu, adalah aksentuasi kaligrafi Arab yang melafaskan ayat-ayat Suci Al Qur’an.
Dalam lukisan “Beratapkan Langit dan Bumi Amparan” (QS. Al Baqarah: 22a), 1990 ini, Pirous juga menghadirkan spiritualitas yang menyentuh. Latar belakang biru ultramarine membawa imaji tentang kedalaman kosmos yang tak terhingga. Di atas, menyembul bagian dari potongan-potongan bidang oker yang mencitrakan suatu massa langit. Di bawah, dua bidang putih dengan kaligrafi Al Qur’an tegak menjadi pondasi yang kokoh untuk citra bumi. Di antara imaji antara langit dan bumi itu suatu garis putih yang serupa cahaya membelah vertikal melewati kedalaman kosmos. Dengan berbagai karakter yang dapat dibaca lewat fenomena tekstual tersebut, maka garis yang serupa cahaya itu, dapat ditafsirkan sebagai cahaya keilahian yang menghubungkan langit dan bumi. Dalam lukisan-lukisan yang lain, pelukis ini sering membangun suasana alam untuk memberikan latar belakang yang kuat yang berhubungan dengan ayat-ayat Al Qur’an dalam lukisannya. Lewat penyusunan bidang-bidang, ruang, dan warna-warna tertentu, suasana dalam lukisan dapat memantulkan senja yang temaram, pagi yang jernih, ataupun malam yang syahdu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pirous juga berhasil mengembangkan seni lukis abstrak yang simbolis. Semua eksploitasi ide, medium, dan teknis tersebut akhirnya tidak hanya sekedar menempatkan Pirous sebagai pelukis kaligrafi yang handal, tetapi lebih jauh lagi mempertegas pencapaiannya sebagai pelukis spiritual islami.
SENI RUPA MURNI
AD. PIROUS (Lahir/Born 1933)
PELUKIS-PEELUKIS LAINNYA
Abas Alibasyah
ACHMAD SADALI (1924 -1987)
AFFANDI (1907 – 1990)

Perkembangan Tari Di Indonesia




Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.[1]

Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
Sebelum bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di kepulauan Indonesia sudah mengembangkan seni tarinya tersendiri, hal ini tampak pada berbagai suku bangsa yang bertahan dari pengaruh luar dan memilih hidup sederhana di pedalaman, misalnya di Sumatra (Suku BatakNias,Mentawai), di Kalimantan (Dayak, Punan, Iban), di Jawa (Badui), Sulawesi (TorajaMinahasa), Kepulauan Maluku dan Papua (DaniAsmat, Amungme).
Banyak ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan.[2] Tarian semacam ini biasanya berawal dari ritual, seperti tari perang, tarian dukun untuk menyembuhkan atau mengusir penyakit, tarian untuk memanggil hujan, dan berbagai jenis tarian yang berkaitan dengan pertanian seperti tari Hudoq suku Dayak. Tarian lain diilhami oleh alam, misalnya Tari Merak dari Jawa Barat. Tarian jenis purba ini biasanya menampilkan gerakan berulang-ulang seperti tari Tor-Tor suku Batak dari Sumatera Utara. Tarian ini juga bermaksud untuk membangkitkan roh atau jiwa yang tersembunyi dalam diri manusia, juga dimaksudkan untuk menenangkan dan menyenangkan roh-roh tersebut. Beberapa tarian melibatkan kondisi mental seperti kesurupan yang dianggap sebagai penyaluran roh ke dalam tubuh penari yang menari dan bergerak di luar kesadarannya. Tari Sanghyang Dedari adalah suci tarian istimewa di Bali, dimana gadis yang belum beranjak dewasa menari dalam kondisi mental tidak sadar yang dipercaya dirasuki roh suci. Tarian ini bermaksud mengusir roh-roh jahat dari sekitar desa. Tari Kuda Lumping dan tari keris juga melibatkan kondisi kesurupan.
Dengan diterimanya agama dharma di Indonesia, Hinduisme dan Buddhisme dirayakan dalam berbagai ritual suci dan seni. Kisah epik Hindu sepertiRamayanaMahabharata dan juga Panji menjadi ilham untuk ditampilkan dalam tari-drama yang disebut "Sendratari" menyerupai "ballet" dalam tradisi barat. Suatu metode tari yang rumit dan sangat bergaya diciptakan dan tetap lestari hingga kini, terutama di pulau Jawa dan Bali. Sendratari Jawa Ramayana dipentaskan secara rutin di Candi Prambanan, Yogyakarta; sementara sendratari yang bertema sama dalam versi Bali dipentaskan di berbagaiPura di seluruh pulau Bali. Tarian Jawa Wayang orang mengambil cuplikan dari episode Ramayana atau Mahabharata. Akan tetapi tarian ini sangat berbeda dengan versi India. Meskipun sikap tubuh dan tangan tetap dianggap penting, tarian Indonesia tidak menaruh perhatian penting terhadap mudrasebagaimana tarian India: bahkan lebih menampilkan bentuk lokal. Tari keraton Jawa menekankan kepada keanggunan dan gerakannya yang lambat dan lemah gemulai, sementara tarian Bali lebih dinamis dan ekspresif. Tari ritual suci Jawa Bedhaya dipercaya berasal dari masa Majapahit pada abad ke-14 bahkan lebih awal, tari ini berasal dari tari ritual yang dilakukan oleh gadis perawan untuk memuja Dewa-dewa Hindu seperti ShiwaBrahma, dan Wishnu.
Di Bali, tarian telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual suci Hindu Dharma. Beberapa ahli percaya bahwa tari Bali berasal dari tradisi tari yang lebih tua dari Jawa. Relief dari candi di Jawa Timur dari abad ke-14 menampilkan mahkota dan hiasan kepala yang serupa dengan hiasan kepala yang digunakan di tari Bali kini. Hal ini menampilkan kesinambungan tradisi yang luar biasa yang tak terputus selama sedikitnya 600 tahun. Beberapa tari sakral dan suci hanya boleh dipergelarkan pada upacara keagamaan tertentu. Masing-masing tari Bali memiliki kegunaan tersendiri, mulai dari tari suci untuk ritual keagamaan yang hanya boleh ditarikan di dalam pura, tari yang menceritakan kisah dan legenda populer, hingga tari penyambutan dan penghormatan kepada tamu seperti tari pendetTari topeng juga sangat populer di Jawa dan Bali, umumnya mengambil kisah cerita Panji yang dapat dirunut berasal dari sejarah Kerajaan Kediri abad ke-12. Jenis tari topeng yang terkenal adalah tari topeng Cirebon dan topeng Bali.
Sebagai agama yang datang kemudiam, Agama Islam mulai masuk ke kepulauan Nusantara ketika tarian asli dan tarian dharma masih populer. Seniman dan penari masih menggunakan gaya dari era sebelumnya, menganti kisah cerita yang lebih berpenafsiran Islam dan busana yang lebih tertutup sesuai ajaran Islam. Pergantian ini sangat jelas dalam Tari Persembahan dari Jambi. Penari masih dihiasi perhiasan emas yang rumit dan raya seperti pada masa Hindu-Buddha, tetapi pakaiannya lebih tertutup sesuai etika kesopanan berbusana dalam ajaran Islam.
Era baru ini membawa gaya baru dalam seni tari: Tari Zapin Melayu dan Tari Saman Aceh menerapkan gaya tari dan musik bernuansa Arabia dan Persia, digabungkan dengan gaya lokal menampilkan generasi baru tarian era Islam. Digunakan pula alat musik khas Arab dan Persia, seperti rebana, tambur, dan gendang yang menjadi alat musik utama dalam tarian bernuansa Islam, begitu pula senandung nyanyian pengiring tarian yang mengutip doa-doa Islami.
Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan tingkatan sosial dari masyarakatnya, yang juga menunjukkan kelas sosial dan derajat kehalusannya. Berdasarkan pelindung dan pendukungya, tari rakyat adalah tari yang dikembangkan dan didukung oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Dibandingkan dengan tari istana (keraton) yang dikembangkan dan dilindungi oleh pihak istana, tari rakyat Indonesia lebih dinamis, enerjik, dan relatif lebih bebas dari aturan yang ketat dan disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa langgam gerakan atau sikap tubuh yang khas seringkali tetap dipertahankan. Tari rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan sosial pergaulannya daripada fungsi ritual.
Tari Ronggeng dan tari Jaipongan suku Sunda adalah contoh yang baik mengenai tradisi tari rakyat. Keduanya adalah tari pergaulan yang lebih bersifat hiburan. Seringkali tarian ini menampilkan gerakan yang dianggap kurang pantas jika ditinjau dari sudut pandang tari istana, akibatnya tari rakyat ini seringkali disalahartikan terlalu erotis atau terlalu kasar dalam standar istana. Meskipun demikian tarian ini tetap berkembang subur dalam tradisi rakyat Indonesia karena didukung oleh masyarakatnya. Beberapa tari rakyat tradisional telah dikembangkan menjadi tarian massal dengan gerakan sederhana yang tersusun rapi, seperti tari Poco-poco dari Minahasa Sulawesi Utara, dan tari Sajojo dari Papua.
Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap dikembangkan hingga kini. Beberapa tari mungkin telah berusia ratusan tahun, sementara beberapa tari berlanggam tradisional mungkin baru diciptakan kurang dari satu dekade yang lalu. Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari tertentu masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, muncullah beberapa tari kreasi baru. Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna, penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional.
Sekolah seni tertentu di Indonesia seperti Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Jakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di Denpasar,Yogyakarta, dan Surakarta kesemuanya mendukung dan menggalakkan siswanya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari tradisional di Indonesia. Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru karya merek
Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari luar, seperti tari ballet dan tari modern barat. Pada tahun 1954, dua seniman dar Yogyakarta — Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana — merantau ke Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai sanggar tari disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah, wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari Indonesia.[3] Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di Indonesia, misalnya langgam tari Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta keanggunan gerakan seringkali muncul dalam pagelaran seni tari kontemporer di Indonesia. Kolaborasi internasional juga dimungkinkan, misalnya kolaborasi seni tari Jepang Noh dengan seni tari teater tradisional Jawa dan Bali.
Tari modern Indonesia juga seringkali ditampilkan dalam dunia industri hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring nyanyian, pagelaran musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya pengaruh budaya pop dari luar negeri, terutama dari Amerika serikat, beberapa tari modern seperti tari jalanan (street dance) juga merebut perhatian kaum muda Indonesia.

Pengertian Seni Tari

Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.

Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis.

Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa buah unsur,yaitu wiraga (raga), Wirama (irama), dan Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Unsur utama dalam tari adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.


Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Dansa adalah tari asal kebudayaan Barat yang dilakukan pasangan pria-wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik.Sedangkan berdasarkan koreografinya, jenis tari dibedakan menjadi :

  • Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah ).
  • Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
  • Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :
1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya.
2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.

3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.
4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.
Seni tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :

TARI TRADISIONAL

Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah

TARI TRADISIONAL KLASIK

Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)

TARI TRADISIONAL KERAKYATAN

Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)

TARI KREASI BARU

Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

1. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.

TARI KONTEMPORER


Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops.

Musik Asia



Lagu adalah salah satu karya musik yang terdiri dari nada dan syair. Musik adalah seni universal yang dapat diterima oleh semua manusia. Musik tidak dapat diterjemahkan, namun dapat dirasakan melalui Bunyi atau Ritmenya. Musik merupakan seni yang diungkapkan melalui Bunyi yang membentuk Pola teratur dan Merdu. Musik tercipta dari alat musik atau suara Manusia. Berbagai bentuk Musik di Asia, antara lain Musik Melayu, Oriental, Hindustan, dan Timur Tengah.
Musik biasanya mengandung Unsur seperti, Ritme, Melodi, dan Harmoni. Dalam musik dikenal istilah Instrumen, Akor, dan Komposisi. Namun, musik tidak mengharuskan semua Insur ada.  untuk merealisasikan musik diperlukan sarana, antara lain aAktivitas anggota tubuh Manusia (Musik Kinetik), Mulut (Vokal), dan Instrumen. Hal ini dapat kita jumpai dalam Musik Asia.

A. RAGAM MUSIK DI ASIA
Asia merupakan negara terpadat dan unik. Orang menyebutnya Oriental atau Benua Timur. Musik asia berbeda dengan musik barat. Benua asia memiliki beragam jenis musik yang berkembang di negara setempat.Secara garis besar,musik di asia dikelompokan menjadi empat.antara lain, musik Melayu,Oriental,Hindustan,dan Timur Tengah.

1. MUSIK MELAYU
Rumpun Melayu, diantaranya Indonesia,Malaysia,Singapura,dan Bruneii Darussalam. Ciri utama Musik Melayu adalah menggunakan alat musik Membranophone atau Gendang tradisional yang menghasilkan sentuhan dendang dan joget.

2. MUSIK ORIENTAL
 Negara oriental,antara lain Cina,Jepang,Korea dan Hongkong. Musik oriental yang paling menonjol adalah instrumen String (alat musik petik dan gesek) dengan tangga nada Pentatonis setempat.


3. MUSIK HINDUSTAN
Musik Hindustan yang paling dominan adalah Negara India atau Pakistan. Musik Hindustan mudah dikenali dari Ritme Instrumen Tabla. Tabla, yaitu kendang India yang berupa sepasang Kendang berbentuk Bejana (kendil), dimainkan dengan sentuhan jari dan telapak tangan.

4. MUSIK TIMUR TENGAH/PADANG PASIR
Musik Timur Tengah antara lain Qasidah. Qasidah adalah lagu bernapaskan Islam yang melodinya berakar pada lagu Timur Tengah (Arab). Penyajian lagu lagu Timur Tengah menggunakan iringan seperangkat Rebana. Lagu-lagu Qasidah berdasarkan Tangga Nada Tradisional Timur Tengah. Tangga nadanya memiliki skala nada Diatonik dan kandungan nada nada Mikrotonik seperti terdapat pada alunan tangga nada al bayat (bayati), al rast, al` sika (sikah), al'ajm, al rahawand, al hijaz, dan al saba (sobat).

B. KEUNIKAN MUSIK DI ASIA
 Sebelum mengarah pada keunikan musik mancanegara di asia, alangkah baiknya kita buat suatu ilustrasi tentang Musik. Subtasi dasar dalam musik adalah Bunyi. Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur, merdu dan, apresiasi seni bunyi yang tak terbatas. Membicarakan Musik Asia, kita akan selalu melihat pada Instrumen, Melodi, dan Ritme. Dalam dunia musik, kata instrumen menunjuk pada pengertian yang berhubungan dengan alat Musik. Ilmu yang berhubungan dengan alat musik disebut ilmu Instrumen. Ilmu yang mempelajari alat musik dari sudut pandang struktur dan bentuk pandang instrumen yang berhubungan dengan kinerjanya disebut Organologi. Adapun ilmu yang mempelajari struktur mekanisme teknik dan karakteristik musikal alat musik dalam hubungannya dengan komposisi musik disebut ilmu Instrumentasi. Pada umumnya, instrumen musik di Asia tidak berdiri sendiri.
         Hal ini berbeda dengan instrumen Musik Barat seperti Piano, Gitar, atau Biola, yang dapat dimainkan sendiri-sendiri. Latihan penguasaan instrumen Musik Barat selalu dimulai dengan aktivitas individual. Sebaliknya, Musik Asia selalu dimainkan secara bersama. meskipun demikian, teknik memainkan instrumen tertentu seperti, Gender, Kecapi, Rebana, Tehyan, Samishen, dan Rebab, juga perlu dipahami sendiri. Ritmelah yang mengatur organisasi Bunyi, Suara, atau Nada. Ketika Bunyi atau Suara dikemas ke dalam nada maka nada-nada itu akan diatur Ritme ke dalam kelompok-kelompok kesatuannya yang disebut Motif, Tema, Melodi, Frase, dan Lagu.


1. Musik Melayu
Musik Melayu adalah musik yang tumbuh dan berkembang di Negara Melayu. Negara-negara Melayu, antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Bruneii Darussalam. Untuk negara Filiphina karena bekas jajahan Portugal maka musiknya berkiblat pada Diantonis Barat. Ciri khas musik Melayu adalah menggunakan Gendang tradisional atau Rebana berukuran besar yang membawa sentuhan Dendang dan Joget Melayu. Instrumen yang dominan pada musik melayu adalah Biola, Accordion, dan Gong. di Indonesia, Musik Melayu hanya berkembang di daerah Sumatra, khususnya didaerah Riau, dan Sumatra Barat.

2. Musik Oriental











Musik Oriental berkembang di Cina, Korea, dan Jepang. Keunikan musik Cina dan Jepang terletak pada Instrumen. Khususnya alat musik String baik yang dipetik maupun yang di gesek. Tangga Nada yang digunakan adalah tangga nada Pentatonis (1 2 3 4 5 6 ), ( do re mi fa sol la ). Suara alat musik ketika dimainkan akan menimbulkan suasana yang Ekpresif. Berikut contoh alat musik String pada musik Cina.

a.  Koto          :  Gitar klasik Jepang, ke-13 senarnya dimainkan dengan dua tangan dan dapat menghasilkan musik yang sangat Ekpresif.

b.  Qin            :  Siter Cina senarnya berjumlah 14. senar-senar ini menghasulkan nada Rendah dan Tinggi tergantung pada sisi kuda-kuda tempat senar ditabuh.

c.  Shamisen :  Kecapi berleher panjang yang sering dimainkan di Jepang. ketiga senar Shamisen distem dalam berbagai macam nada, remasuk satu Steman untuk musik Gembira. Pemain musik Shamisen menggunakan pemetik dari tulang yang disebut Bachi. Perut alat musik ini dipelurut dengan kulit domba untuk menahan pukulan pemetik.

d.  SanXian   :  Kecapi Cina yang mirip dengan Shamisen Jepang. SanXian berarti juga senar.

3. Musik Hindustan


Musik Hindustan tumbuh dan berkembang di Negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Di Negara India, Musik Hindustan lebih berkembang. Ciri khasnya terletak pada Ritme yang di timbulkan oleh Instrumen Membranophone yang disebut Tabla dan Instrumen String yang di sebut Sitar. Instrumen Musik India, antara lain sebagai berikut.

a. Tabla       : Sepasang drum yang memimpin Sitar dan Tambura dalam musik Klasik India. pemain Tabla memukul bagian tengah kulit pukul dengan jari, sedangkan telapak tangan menekan bidang pukul untuk membuat Variasi nada.

b. Sitar        : Gitar klasik india semacam kecapi memiliki tujuh senar utama yang terbentang melewati Fret Logam Lengkung. Fret ini memungkinkan pemain untuk mengatur senar dan tangga nada yang membuat bunyi senar Meliuk-liuk.
c. Tambura  : Seperti juga sitar, alat musik ini pengiring Gitar dalam musik Klasik India yang berbentuk Kecapi Panjang. Dibalik Melodi Sitar yang ramai Tambura berfungsi sebagai Pendengung yang Mantap.
d. Serangi   : Rebab India. badannya berbentuk bongkahan yang di tegakkan dan dimainkan dengan penggesek. Senar Harmoni terbentang diatas lubang di papan bilah yang lebar.

bunyi alat musik klasik india dan pakistan sangat merdu. orang barat menganggap alat musik india sangat indah. dengan didukung oleh irama tabla yang tidak putus-putusnya, musik meliuk dan berputar dalam ungkapan berliku yang seolah mencerminkan hiasa alat-alat musik ini. walaupun bentuknya berbeda, alat musik bersenar (string) india pada dasarnya sama dengan kecapi, sitar, dan rebab. bunyi cemerlang dihasilkan oleh seperangkat senar harmoni yang dipasang pada alat musik india. walaupun dipasang pada satu alat musik, senar harmoni tidak menyatu dengan senar utama. senar harmoni tidak digesek atau dipetik, namun turut berbunyi  saat senar utama dibunyikan.

4. Musik Timur Tengah/Padang Pasir


Musik Timur Tengah berkembang di negara Arab dan sekitarnya. Bahkan ada orang yang menyebut Irama Musik Timur Tengah merupakan irama Padang Pasir. Musik Timur Tengah yang paling menonjol adalah Qasidah. Qasidah adalah lagu bernapaskan Islam yang alur nadanya/melodinya berakar/berorientasi pada lagu Timur Tengah. Dalam Islam, sajak lirik dengan mentrum yang sesuai untuk dinyanyikan atau disenandungkan, baik oleh Penyaji Tunggal, Paduan Suara. Syair lagu Qasidah menceritakan keagungan Allah, kebesaran Rasul-Nya, ajakan beramal dan berjihad di jalan Allah, serta Anjuran untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi Larangan-Nya. Alat Musik yang digunakan untuk mengiringi biasanya Rebana. Namun, dewasa ini juga menggunakan alat-alat musik Modern.

Qasidah merupakan bentuk Puisi yang terkenal dalam kesusastraan Arab klasik. Seni Puisi dalam Arab waktu itu hanya mengenal bentuk pendek, sajak-sajaknya tidak lebih dari 120 baris. Qasidah merupakan sajak dua bait dengan pola bersajak yang berbeda untuk setiap Irama. Sajak-sajak Qasidah biasanya mengemukakan suatu Tema tertentu, seperti Puji-pujian kepada seseorang atau Suku tertentu, Suatu Satir, Suatu Elegi, berisi nada Pendidikan atau Keagamaan.

Lagu-lagu Qasidah Rebana menggunakan tangga nada Tradisional Timur Tengah yang selain memiliki Skala nada Diatonik juga terdapat nada-nada Mikrotonik seperti terdapat pada alunan tangga nada al bayat, al rast, al sika, al'ajm, al rakriez, al hijaz, dan al saba.
              Istrumen yang khas dari Qasidah, antara lain.

a. Rebana            : Alat musik yang berupa Gendang satu sisi dengan badan tidak rendah sesuai dengan kemampuan genggaman tangan.
b. Gitar Gambus  : Kecapi Arab yang kepalanya berbentuk S, badannya lebih dalam dan lehernya lebih sempit.

Popular Posts

Your Comments

Blog Archive

Batman-cheater™. Diberdayakan oleh Blogger.

™ ┼ Member Batman ┼ ™

Blogger